Saya Tidak Pernah Menarif dalam Terapi Ruqyah
Banyak yang menanyakan pada saya "berapa ustadz, biaya sekali ruqyah?" , lalu saya menjawab " Saya tidak pernah menetapkan tarif, bahkan boleh ibu tidak membayar saya, namun tolong doakan saya agar sukses dalam setiap hajat saya dunia dan akhirat"
Saya semenjak dahulu sama sekali tidak berani memberikan tarif ruqyah, mengapa? Alasannya :
1. Saya khawatir akan menghilangkan keikhlasan.
Ruqyah bukanlah mata pencaharian saya, saya sudah cukup sukses punya Perusahaan Laundry yang maju dan saya seorang PNS yang digaji Negara Rp.2.500.000,00 sebulannya belum lagi honor-honor yang saya terima. Belum lagi keluarga kami punya kebon sawit 30 hektar yang 2 tahun lagi akan menghasilkan keuntungan yang luar biasa besarnya. Alhamdulillah saya tidak pernah merasa kekurangan rezeki harta.
2. Saya khawatir memberatkan keluarga pasien,
Sebab tidak semua pasien yang saya terapi orang kaya, saya kadang meruqyah pasien yang tinggal dalam gubuk reyot dan saya tidak mau menerima uang dari orang miskin, bahkan kadang saya beri herbal dan ruqyah gratis 100% dan saya hanya meminta doa saja dari mereka.
Saya merasa selama ini saya selalu senang dan nyaman dalam hidup karena doa-doa pasien saya dikabulkan Allah dan ini tidak bisa diganti dengan uang milyaran sekalipun!
3. Membatasi rezeki yang akan diberikan Allah,
Sebab jika saya menetapkan sekali ruqyah (contohnya Rp. 50.000,00) maka pasien yang mempunyai rezeki lebih akan memberikan uang sesuai dengan apa yang kita pinta. Namun jika kita tidak meminta ada banyak kesaksian dari para peruqyah mereka diberi uang jutaan rupiah bahkan sampai dinaikkan umroh oleh pasien yang kaya dan berkecukupan dari sisi materi.
4. Menghilangkan fitnah dan kedengkian
Sangat banyak para pembenci ruqyah memfitnah bahwa ruqyah ini adalah cara orang cari duit dengan menetapkan mahar. Padahal sesungguhnya tidak seperti itu, ada klinik ruqyah menetapkan tarif untuk membiayai dana operasional kliniknya (air, listrik dll)dan saya tahu persis bahwa klinik ruqyah yang menetapkan tarif sangat-sangat wajar (rata-rata Rp.50.000,00)
5. Memurnikan niat
Saya meruqyah karena mengharap ridho dan balasan dari Allah, sarana untuk dakwah tauhid dan saya tidak mau dicemari oleh niat karena ingin mendapatkan uang dari meruqyah apalagi sampai menarif jutaan rupiah sekali ruqyah (sebagaimana yang dilakukan peruqyah syirik ala "Ustadz gadungan " Guntur Bumi) .
6. Mencari ladang amal ibadah
Saya bukan cari uang dalam meruqyah, yang saya cari adalah tambahan pahala untuk bekal saya diakhirat kelak! Saya takut jika amal saya tidak mencukupi untuk keselamatan saya menghadapi pengadilan Allah kelak sebab dosa-dosa saya yang banyak ini. Ada beberapa teman yang merasa aneh pada saya, kenapa saya mau-maunya blusukan kerumah-rumah pasien, mau-maunya menerima pasien, bau membekam pasien padahal saya secara materi berkecukupan dan kadang hanya diberi uang puluhan ribu rupiah saja? saya jawab " Saya mencari pahala untuk bekal saya diakhirat kelak"
APAKAH TIDAK BOLEH MENETAPKAN TARIF??? JAWABANNYA BOLEH SAJA .
Boleh saja jika ada klinik ruqyah atau peruqyah menetapkan tarif sebab ada dalilnya yang sudah saya jelaskan panjang lebar di sini namun seyogyanya tidak memberatkan pasien dan tidak menimbulkan fitnah dunia dan mencari penghidupan / materi dalam ruqyah sebab akan menghilangkan khowas seorang peruqyah yang akibatnya ruqyah kita tidak akan manjur lagi.... Allahumusta'an........
Saya semenjak dahulu sama sekali tidak berani memberikan tarif ruqyah, mengapa? Alasannya :
1. Saya khawatir akan menghilangkan keikhlasan.
Ruqyah bukanlah mata pencaharian saya, saya sudah cukup sukses punya Perusahaan Laundry yang maju dan saya seorang PNS yang digaji Negara Rp.2.500.000,00 sebulannya belum lagi honor-honor yang saya terima. Belum lagi keluarga kami punya kebon sawit 30 hektar yang 2 tahun lagi akan menghasilkan keuntungan yang luar biasa besarnya. Alhamdulillah saya tidak pernah merasa kekurangan rezeki harta.
2. Saya khawatir memberatkan keluarga pasien,
Sebab tidak semua pasien yang saya terapi orang kaya, saya kadang meruqyah pasien yang tinggal dalam gubuk reyot dan saya tidak mau menerima uang dari orang miskin, bahkan kadang saya beri herbal dan ruqyah gratis 100% dan saya hanya meminta doa saja dari mereka.
Saya merasa selama ini saya selalu senang dan nyaman dalam hidup karena doa-doa pasien saya dikabulkan Allah dan ini tidak bisa diganti dengan uang milyaran sekalipun!
3. Membatasi rezeki yang akan diberikan Allah,
Sebab jika saya menetapkan sekali ruqyah (contohnya Rp. 50.000,00) maka pasien yang mempunyai rezeki lebih akan memberikan uang sesuai dengan apa yang kita pinta. Namun jika kita tidak meminta ada banyak kesaksian dari para peruqyah mereka diberi uang jutaan rupiah bahkan sampai dinaikkan umroh oleh pasien yang kaya dan berkecukupan dari sisi materi.
4. Menghilangkan fitnah dan kedengkian
Sangat banyak para pembenci ruqyah memfitnah bahwa ruqyah ini adalah cara orang cari duit dengan menetapkan mahar. Padahal sesungguhnya tidak seperti itu, ada klinik ruqyah menetapkan tarif untuk membiayai dana operasional kliniknya (air, listrik dll)dan saya tahu persis bahwa klinik ruqyah yang menetapkan tarif sangat-sangat wajar (rata-rata Rp.50.000,00)
5. Memurnikan niat
Saya meruqyah karena mengharap ridho dan balasan dari Allah, sarana untuk dakwah tauhid dan saya tidak mau dicemari oleh niat karena ingin mendapatkan uang dari meruqyah apalagi sampai menarif jutaan rupiah sekali ruqyah (sebagaimana yang dilakukan peruqyah syirik ala "Ustadz gadungan " Guntur Bumi) .
6. Mencari ladang amal ibadah
Saya bukan cari uang dalam meruqyah, yang saya cari adalah tambahan pahala untuk bekal saya diakhirat kelak! Saya takut jika amal saya tidak mencukupi untuk keselamatan saya menghadapi pengadilan Allah kelak sebab dosa-dosa saya yang banyak ini. Ada beberapa teman yang merasa aneh pada saya, kenapa saya mau-maunya blusukan kerumah-rumah pasien, mau-maunya menerima pasien, bau membekam pasien padahal saya secara materi berkecukupan dan kadang hanya diberi uang puluhan ribu rupiah saja? saya jawab " Saya mencari pahala untuk bekal saya diakhirat kelak"
APAKAH TIDAK BOLEH MENETAPKAN TARIF??? JAWABANNYA BOLEH SAJA .
Boleh saja jika ada klinik ruqyah atau peruqyah menetapkan tarif sebab ada dalilnya yang sudah saya jelaskan panjang lebar di sini namun seyogyanya tidak memberatkan pasien dan tidak menimbulkan fitnah dunia dan mencari penghidupan / materi dalam ruqyah sebab akan menghilangkan khowas seorang peruqyah yang akibatnya ruqyah kita tidak akan manjur lagi.... Allahumusta'an........
0 Response to "Saya Tidak Pernah Menarif dalam Terapi Ruqyah"
Post a Comment