Memberi balasan pada tukang sihir (episode kedua)
Jum’at tanggal 13 Juli 2012 saya kembali menuju Bandar Lampung, ada dua pasien kasus sihir kelas berat (tahunan) yang harus saya terapi. Kasus pertama adalah sihir selama 16 tahun dimana ada seorang Ibu yang menderita sakit disebelah kanan tubuhnya (nyeri dipundak kanan dan kesemutan terus-menerus ditangan tubuh sebelah kanan dan kaki kanan) dan Kasus Sihir yang sudah saya ceritakan kisahnya di sini.
Pada Pembahasan kali ini saya akan menceritakan kisah lanjutan dalam menangani kasus sihir tahunan yang diserita Mba Fitri. Hari minggu tanggal 15 Juli 2012 jam 10.00 wib saya ditelpon kakaknya yang bernama Ira (nama samaran) bahwa fitri sesak nafas dan hampir dibawa kedokter, padahal menurutnya sudah dua hari sakit sendawanya sembuh dan badannya sudah enak dan enteng, Mba Ira memohon agar saya segera datang.
Saya lalu datang dan sesampainya dirumah, Mba Fitri bercerita bahwa dia sudah melaksanakan semua anjuran saya yaitu mandi air perasan jeruk nipis yang sudah ruqyah, minum herba 7 angin, juga mengusapkan tangan keseluruh tubuh setiap habis sholat, dan Alhamdulillah sakit ditubuhnya yang dulu dia derita sudah hilang (kaki berat, perut sebelah kiri sakit, pundak sakit) namun muncul masalah baru bahwa ditubuhnya muncul bintik-bintik merah seperti darah disekujur tubuhnya disertai gatal, dileher dan punggung keluar bisul kecil-kecil seperti terbakar dan mulai malam minggu sesak nafas dan batuk-batuk tidak berhenti-henti sampai muntah juga telapak tangan dan kakinya gatal-gatal.
Saya berpendapat keluarnya bintik-bintik merah adalah proses detoksifikasi (mandi air perasan jeruk nipis dan minum herbal) walau saya ragu apakah bisul kecil itu dan gatal ditelapak tangan dan kaki juga proses pengeluaran racun atau justru kembali disihir dengan sihir santau?? Saya juga bingung mengapa tiba-tiba sesak nafas ??? Dalam kebingungan ini saya kembali bermunajat pada Allah memohon pertolonganNya...
Setelah berwudhu Mba Fitri lalu saya suruh untuk duduk dan saya berada dibelakang tubuhnya, saya lalu membacakan seluruh ayat-ayat ruqyah dan doa-doa Rasulullah yang saya hafal sembari menepuk-nepuk seluruh bagian punggungnya dari bawah leher sampai pinggal, Mba Fitri kembali muntah dengan muntahan yang sangat banyak. Lalu saya juga melakukan tehnik sembelihan, juga memutarkan ujung seluruh jari yang sudah dikumpulkan keseluruh punggungnya berlawanan jarum jam dan memutarkan telapak tangan juga berlawanan jarum jam diseluruh bagian punggung Mba Fitri. Karena saya tidak bisa menyentuh dadanya yang sesak saya lalu membentuk kekuatan niat mengusap dadanya dengan tehnik usapan buang melalui punggungnya secara terus-menerus dengan niat menghilangkan sesak nafasnya.
Saya lalu menyuruh Mba Fitri berbaring lalu saya meminta bantuan seluruh anggota keluarganya untuk turut meruqyah Mba Fitri, saya intruksikan ayahnya meletakkan tangan di perut, Ibunya meletakkan kedua telapak tangan kedadanya, kakaknya saya suruh untuk memegang telapak kakinya, Lalu secara berjama’ah kami membaca Al-fatihah sebanyak 7 kali dengan niat menyembuhkan sakitnya, lalu membaca ayat kursi berjama’ah sebanyak 7 kali dengan niat membakar seluruh penyakitnya, membaca 3 qul sebanyak 7 kali dengan niat membuka seluruh buhul yang masih ada dalam tubuhnya, kondisi Mba Fitri sudah benar-benar lemah hingga tidak ada lagi reaksi keras.
Secara berjama’ah juga saya bersama seluruh anggota keluarganya berdoa kepada Allah agar Allah mengabulkan doa kami semua supaya terputus semua belenggu buhul yang melingkupi rumah, seluruh anggota keluarga dengan membaca 3 qul berjama’ah sebanyak 7 kali, lalu kami memohon agar Allah melindungi rumah dari serangan sihir selama 1 tahun dengan membaca ayat kursi sebanyak 36 kali secara berjama’ah.
Sekonyong-konyong Mba Fitri kembali mendapatkan vision bahwa ada tukang sihir wanita sedang memegang boneka yang dililit kawat dimana wanita itu terlihat memaki-maki keluarga Mba Fitri, sembari memainkan boneka tersebut lalu wanita itu terlihat gelisah dan teriak kepanasan (selama pembacaan ruqyah berjama’ah) dan didekat boneka ada tungku dupa yang sedang menyala, Lalu saya membacakan surat Al-Fil ditangan kanan Mba Fitri lalu Mba Fitri melihat ada banyak batu api ditangannya dan saya suruh agar dilemparkan agar masuk dalam kepala tukang sihir itu, lemparannya mengena dan Mba Fitri melihat tukang sihir wanita itu berguling-guling kesakitan. Wallahua’am semoga Penyihir itu mendapatkan siksaan Allah dunia dan akhirat kelak , semoga penyihir itu binasa dan hancur!
Alhamdulillah setelah ruqyah selesai Mba Fitri energinya kembali pulih walau masih agak sesak nafas, gatalnyapun sudah hilang. Saya juga meruqyah ayahnya namun tidak ada reaksi apapun juga mendeteksi penyakit diseluruh keluarganya dengan tehnik diagnosa telepak tangan (insya Allah akan saya buatkan artikelnya jika ada waktu).
Saya lalu menyarankan Mba Fitri mengkonsumsi jelli gamat sebab ternyata dia tidak membeli dan konsumsi herbal jelli gamat (harganya lumayan mahal) . Jell gamat sangat bagus untuk menyembuhkan penyakit hepatitis (A,B,C) juga mengembalikan sel-sel tubuh yang rusak terutama lambung Mba Fitri dan untuk mengobati penyakit sesak nafasnya dengan mengkonsumsi MADU Mazidun (campuran madu, zait habbatussauda, zaitun, ekstrak jahe merah, pegagan, temulawak ).
Semoga Allah memberi perlindungan dan kesembuhan bagi keluarga Mba Fitri dan semoga Allah menurunkan Siksanya bagi tukang sihir wanita tersebut.
Wallahua’lam....
0 Response to "Memberi balasan pada tukang sihir (episode kedua)"
Post a Comment