ART OF RUQYAH
Seekor binatang berbisa hanya akan menyengat ketika ia sedang marah, karena saat itu racun dalam tubuhnya bergejolak dan terpancar keluar. Dalam ruqyah syar'iyyah, kekuatan jiwa seorang peruqyah sangat berpengaruh terhadap jiwa yang diruqyah sehingga menimbulkan aksi dan reaksi seperti penyakit dan obat secara alami. Begitu Imam Ibn Qayyim Al Jauziyyah menjelaskan dalam At Thibun Nabawi.
Ketika dua jiwa belum bisa berinteraksi, maka sentuhan, usapan, tiupan, tepukan, atau bahkan hentakan yang dialirkan melalui tangan, mulut atau anggota tubuh peruqyah bisa membantu proses hantaran kekuatan yang bersifat ruhaniyah itu melalui jasmaninya.
Apalagi jika sentuhan atau interaksi itu didasari dengan Qalbu yang luhur dan tidak tercampur syahwat duniawiyah, penuh cinta, iman dan kokohnya nilai-nilai ketauhidan yang bersinergi dengan tenaga ilahiyyah berupa seni dalam tawakal dan ikhlas yang membuat iblis tidak berkutik. Disanalah lafal do'a berfungsi sebagai tali yang menghubungkan bumi dan langit, dan balatentara pertolongan Allah turun seketika!
Pantaslah seorang peruqyah yang bertauhid mampu membuat kekuatan sihir di pasiennya keluar dengan reaksi detoksifikasi bahkan sebelum lafal-lafal ruqyah dilancarkan...
Rasulullah Sholallahu alaiyhi wa Sallam hanya mengalami dua kali sakit semasa hidupnya, itu pun di usia beliau yang ke 54 tahun. Selain beliau manusia pilihan, tentunya ada rahasia sebab-akibat yang membuat berjalannya takdir "sehat". Sama dengan kematian, rezeki, jodoh dan hal lain yang kesemuanya ada dalam pengetahuan Allah azza wa jalla. Seorang yang mati bunuh diri tidak bisa dikatakan takdir jahat menimpanya, begitupun dengan takdir rasa kenyang yang mengalahkan takdir lapar setelah seluruh indra berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan jasadnya. Lalu Allah menganugerahi rezeki dan kekuatan untuk melakukan aktifitas lain, baik ketaatan ataupun pembangkangan.
Keberhasilan ruqyah syariyyah, dan keberhasilan-keberhasilan lain di dunia ini pun bergantung pada sebab-akibat secara jasadi ataupun kekuatan spiritual seseorang yang mengundang kekuatan dari langit (Allah dan balatentara-Nya) yang kemudian menyeimbangkan, mencatat dan membalasi di hari keadilan.
Kesembuhan seorang pasien tidak bisa disandarkan sepenuhnya kepada pasrah tanpa pengetahuan dan usaha. Sedangkan ruqyah syariyyah adalah do'a yang aktif, beda dengan rintihan dalam shalat dan sabar. Shalat dan sabar adalah bagian dari komponen usaha yang bersifat spiritual, dan pemahaman akan adanya aksi dan pemicu reaksi alam semesta ini adalah kunci lain yang tidak dipahami kebanyakan orang. Hingga hanya segelintir oranglah yang mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan orang lain dari malapetaka sihir yang tidak dimengerti ilmu kedokteran.
Hakikatnya Allah yang menyembuhkan, namun dunia ini terikat oleh syari'at. Seperti kebutuhan yang menimbulkan kepatuhan, seperti kekuatan fitrah yang mengendalikan lestarinya semesta, dan seperti hakikat yang merupakan buah dari syari'at!
Keberhasilan ruqyah syar'iyyah adalah tergantung pada upaya dan kesiapan kedua belah pihak yang mengundang pertolongan balatentara Allah, seorang pasien tidak bisa diruqyah selama jasad dan ruhaninya siap. Fisikal atau jasad atau jasmani seseorang tidak bisa sembuh sebelum ruhaninya sembuh. Dan inti dari semua penyakit adalah Qalbu yang terhalang dari fitrah, hingga jiwanya terlantar dalam dunia kesyirikan.
"Allah membuatkan qalbu kita gelisah, agar kita berubah".
Dan Allah tidak akan mengubah apapun sebelum kita berubah, kegelisahan itu akan bertambah-tambah sebelum kita berubah dari kondisi tidak nyaman saat ini karena hanya kondisi "tidak nyaman"-lah yang membuat manusia yang berfikir segera berubah.
Seandainya ruhani itu sehat maka tentu fisiknya pun sehat, senadainya kesyirikan itu sembuh maka jasad akan perlahan menemui kesembuhan.
Sering kita temui seorang bertubuh kekar, namun hatinya lemah.
Sering kita temui wajah-wajah cantik yang hambar karena hilangnya senyum hakiki dari hatinya.
...
Sampai bertemu di KEDIRI (29 dan 31 Agustus 2013), MALANG (5 September 2013), RHQH PURWOKERTO (8 September 2012), CIREBON (10 September 2013), RHQH PAPUA (14-15 September 2013) dan Pelatihan Rutin di Rumah Rehab Depok Sessi 3 (22 September 2013).
Art of Ruqyah.
REHAB HATI QURANI
Nuruddin Al Indunissy.
Ketika dua jiwa belum bisa berinteraksi, maka sentuhan, usapan, tiupan, tepukan, atau bahkan hentakan yang dialirkan melalui tangan, mulut atau anggota tubuh peruqyah bisa membantu proses hantaran kekuatan yang bersifat ruhaniyah itu melalui jasmaninya.
Apalagi jika sentuhan atau interaksi itu didasari dengan Qalbu yang luhur dan tidak tercampur syahwat duniawiyah, penuh cinta, iman dan kokohnya nilai-nilai ketauhidan yang bersinergi dengan tenaga ilahiyyah berupa seni dalam tawakal dan ikhlas yang membuat iblis tidak berkutik. Disanalah lafal do'a berfungsi sebagai tali yang menghubungkan bumi dan langit, dan balatentara pertolongan Allah turun seketika!
Pantaslah seorang peruqyah yang bertauhid mampu membuat kekuatan sihir di pasiennya keluar dengan reaksi detoksifikasi bahkan sebelum lafal-lafal ruqyah dilancarkan...
Rasulullah Sholallahu alaiyhi wa Sallam hanya mengalami dua kali sakit semasa hidupnya, itu pun di usia beliau yang ke 54 tahun. Selain beliau manusia pilihan, tentunya ada rahasia sebab-akibat yang membuat berjalannya takdir "sehat". Sama dengan kematian, rezeki, jodoh dan hal lain yang kesemuanya ada dalam pengetahuan Allah azza wa jalla. Seorang yang mati bunuh diri tidak bisa dikatakan takdir jahat menimpanya, begitupun dengan takdir rasa kenyang yang mengalahkan takdir lapar setelah seluruh indra berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan jasadnya. Lalu Allah menganugerahi rezeki dan kekuatan untuk melakukan aktifitas lain, baik ketaatan ataupun pembangkangan.
Keberhasilan ruqyah syariyyah, dan keberhasilan-keberhasilan lain di dunia ini pun bergantung pada sebab-akibat secara jasadi ataupun kekuatan spiritual seseorang yang mengundang kekuatan dari langit (Allah dan balatentara-Nya) yang kemudian menyeimbangkan, mencatat dan membalasi di hari keadilan.
Kesembuhan seorang pasien tidak bisa disandarkan sepenuhnya kepada pasrah tanpa pengetahuan dan usaha. Sedangkan ruqyah syariyyah adalah do'a yang aktif, beda dengan rintihan dalam shalat dan sabar. Shalat dan sabar adalah bagian dari komponen usaha yang bersifat spiritual, dan pemahaman akan adanya aksi dan pemicu reaksi alam semesta ini adalah kunci lain yang tidak dipahami kebanyakan orang. Hingga hanya segelintir oranglah yang mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan orang lain dari malapetaka sihir yang tidak dimengerti ilmu kedokteran.
Hakikatnya Allah yang menyembuhkan, namun dunia ini terikat oleh syari'at. Seperti kebutuhan yang menimbulkan kepatuhan, seperti kekuatan fitrah yang mengendalikan lestarinya semesta, dan seperti hakikat yang merupakan buah dari syari'at!
Keberhasilan ruqyah syar'iyyah adalah tergantung pada upaya dan kesiapan kedua belah pihak yang mengundang pertolongan balatentara Allah, seorang pasien tidak bisa diruqyah selama jasad dan ruhaninya siap. Fisikal atau jasad atau jasmani seseorang tidak bisa sembuh sebelum ruhaninya sembuh. Dan inti dari semua penyakit adalah Qalbu yang terhalang dari fitrah, hingga jiwanya terlantar dalam dunia kesyirikan.
"Allah membuatkan qalbu kita gelisah, agar kita berubah".
Dan Allah tidak akan mengubah apapun sebelum kita berubah, kegelisahan itu akan bertambah-tambah sebelum kita berubah dari kondisi tidak nyaman saat ini karena hanya kondisi "tidak nyaman"-lah yang membuat manusia yang berfikir segera berubah.
Seandainya ruhani itu sehat maka tentu fisiknya pun sehat, senadainya kesyirikan itu sembuh maka jasad akan perlahan menemui kesembuhan.
Sering kita temui seorang bertubuh kekar, namun hatinya lemah.
Sering kita temui wajah-wajah cantik yang hambar karena hilangnya senyum hakiki dari hatinya.
...
Sampai bertemu di KEDIRI (29 dan 31 Agustus 2013), MALANG (5 September 2013), RHQH PURWOKERTO (8 September 2012), CIREBON (10 September 2013), RHQH PAPUA (14-15 September 2013) dan Pelatihan Rutin di Rumah Rehab Depok Sessi 3 (22 September 2013).
Art of Ruqyah.
REHAB HATI QURANI
Nuruddin Al Indunissy.
0 Response to "ART OF RUQYAH"
Post a Comment