Jimat putih dan hitam dari ibu dan ayah
Beginilah jadinya kalau orangtua minim pengetahuan agama, apalagi tentang tauhid. Maksud hati ingin agar anak terjaga dari marabahaya malah menyeretnya dalam lembah kesyirikan, mnduakan Tuhan. Dengan memberikan jimat dari Kiayai Dukun (Kikun) kpada anaknya, sbut saja Abdul. 'Auzubillahi minzaliq..
Abdul adalah seorang pemuda yg mengeluhkan sering mimpi buruk, malas beribadah, dan suka tidur2an karena kerap merasa berat pada bagian bahu.
Bagi anda yg memiliki ciri2 tersebut, berhati-hati lah karena tujuan setan memang agar manusia jauh dari Allah ajja wajala sehingga mnjadi tman2nya di neraka kelak. Na'uzubillahi minzaliq..
Seharusnya ruqyah dilakukan pada pekan lalu. Namun tiba2 Abdul membatalkannya karna mengaku belum siap, takut dan gugup tanpa sebab mnjelang hari H.
Setelah sy pertegas agar ia melawan perasaan itu. Kmudian ia memutuskan ruqyah d musalla kantor Pemda, Senin (12/5) ba'da zuhur atau saat jam istirahat.
Akhirnya ruqyah dilakukan. Saat diruqyah "huweekkk" 4
Abdul muntah2, tangan dan kaki dingin, kpla pusing, mulutnya kram. Ruqyah sy teruskan, kram dimulut dan dingin ditangan hilang.
Tapi tiba2 Abdul berbicara. "Ada yang berbicara di dalam diri saya, katanya percuma".
Sy pun menepuk belakangnya dan memperingati jin nya agar tdk bersikap sombong.
"Kamu punya jimat ya?"
Abdul lantas mengambil dompet dari kantong celana belakangnnya dan melemparkannya. Seraya berucap, "Bukan jimat sih, cuma pegangan"
Saya priksa. "Astagfirullah ini lah jimat" ucap saya tegas sambil menunjuk selembar kain berwarna hitam bertuliskan rajah dgn tinta emas, kmudian kain putih yg membalut jimat bertuliskan huruf arab.
"Ni jimat akhi.."
"Ini dari orangtua sy mas, katanya buat pegangan dan penjagaan. Yg hitam dari bapak saya yg putih dari ibu saya. Tapi ini Kiyai yg ngasih?".
"Kiyai Dukun".
"Ko dukun, ini kan tulisan arab?"
"Ini penistaan trhadap ayat Alquran, tulisannya diputar2, ga ada maknanya, ditaroh dipantat lg, ini sudah sering saya temukan, bahkan sy pernah membakar yasin yg dijadikan jimat, dibungkus dam ditaroh di pentilasi rumah. Alquran pun akan mnolong kita atas ijin Allah jika dibaca dan diamalkan, buka dijadikan pajangan apalagi jimat " tambah saya sedikit lantang.
"Kalau dukun Kenapa dia nyuruh solat?"
"Itulah talbis (tipu daya iblis), untuk menutupi kesyirikannya, kamu mau berubah lebih baik tidak, kalau ini tidak dibakar percuma sy meruqyah kamu," jawab saya.
Sy pun menjelaslan kpadnya tentang jimat. Meski sudah mengerti Abdul tetap enggan jika jimatnya saya bakar karena takut ketahuan orangtua dan memurutnya si Kikun bisa tahu kalau jimatnya dibakar.
"Tapi kalau ini dibakar nanti dia tahu, sy ga berani, ini dri orangtua sy".
"Sebagai anak kita memang harus taat pada orangtua, tpi kalau brtentangan dgn Allah jgn dituruti, perintah Allah lebih tinggi dri orangtua, kalau dia tahu emang knapa? Sy ga takut." tegas sy.
jgn takut, takutlah hanya pada Allah.
Alhamulillah akhirnya ia iklas juga jimatnya dibkar.
Setelah itu baru ruqyah dilanjutkn. Reaksi masih sama sperti tadi, tapi kali ini disertai sperti air mata kluar dri mata, wajah panas. Karna jin terkesan sombong saya mmbacakan ayat qursi berulang2 dgn niat membakar jin yg ada ditubuhnya.
Alhamdulillah semuanya hilang dan Abdul merasa lebih baik. Badan terasa ringan.
"Klau mau meruqyah nanti kasih tau saya y, sy mau ikut" ujarnya.
Alhamdulillah nampaknya Abdul mulai yakin dan ingin blajar ruqyah
Abdul adalah seorang pemuda yg mengeluhkan sering mimpi buruk, malas beribadah, dan suka tidur2an karena kerap merasa berat pada bagian bahu.
Bagi anda yg memiliki ciri2 tersebut, berhati-hati lah karena tujuan setan memang agar manusia jauh dari Allah ajja wajala sehingga mnjadi tman2nya di neraka kelak. Na'uzubillahi minzaliq..
Seharusnya ruqyah dilakukan pada pekan lalu. Namun tiba2 Abdul membatalkannya karna mengaku belum siap, takut dan gugup tanpa sebab mnjelang hari H.
Setelah sy pertegas agar ia melawan perasaan itu. Kmudian ia memutuskan ruqyah d musalla kantor Pemda, Senin (12/5) ba'da zuhur atau saat jam istirahat.
Akhirnya ruqyah dilakukan. Saat diruqyah "huweekkk" 4
Abdul muntah2, tangan dan kaki dingin, kpla pusing, mulutnya kram. Ruqyah sy teruskan, kram dimulut dan dingin ditangan hilang.
Tapi tiba2 Abdul berbicara. "Ada yang berbicara di dalam diri saya, katanya percuma".
Sy pun menepuk belakangnya dan memperingati jin nya agar tdk bersikap sombong.
"Kamu punya jimat ya?"
Abdul lantas mengambil dompet dari kantong celana belakangnnya dan melemparkannya. Seraya berucap, "Bukan jimat sih, cuma pegangan"
Saya priksa. "Astagfirullah ini lah jimat" ucap saya tegas sambil menunjuk selembar kain berwarna hitam bertuliskan rajah dgn tinta emas, kmudian kain putih yg membalut jimat bertuliskan huruf arab.
"Ni jimat akhi.."
"Ini dari orangtua sy mas, katanya buat pegangan dan penjagaan. Yg hitam dari bapak saya yg putih dari ibu saya. Tapi ini Kiyai yg ngasih?".
"Kiyai Dukun".
"Ko dukun, ini kan tulisan arab?"
"Ini penistaan trhadap ayat Alquran, tulisannya diputar2, ga ada maknanya, ditaroh dipantat lg, ini sudah sering saya temukan, bahkan sy pernah membakar yasin yg dijadikan jimat, dibungkus dam ditaroh di pentilasi rumah. Alquran pun akan mnolong kita atas ijin Allah jika dibaca dan diamalkan, buka dijadikan pajangan apalagi jimat " tambah saya sedikit lantang.
"Kalau dukun Kenapa dia nyuruh solat?"
"Itulah talbis (tipu daya iblis), untuk menutupi kesyirikannya, kamu mau berubah lebih baik tidak, kalau ini tidak dibakar percuma sy meruqyah kamu," jawab saya.
Sy pun menjelaslan kpadnya tentang jimat. Meski sudah mengerti Abdul tetap enggan jika jimatnya saya bakar karena takut ketahuan orangtua dan memurutnya si Kikun bisa tahu kalau jimatnya dibakar.
"Tapi kalau ini dibakar nanti dia tahu, sy ga berani, ini dri orangtua sy".
"Sebagai anak kita memang harus taat pada orangtua, tpi kalau brtentangan dgn Allah jgn dituruti, perintah Allah lebih tinggi dri orangtua, kalau dia tahu emang knapa? Sy ga takut." tegas sy.
jgn takut, takutlah hanya pada Allah.
Alhamulillah akhirnya ia iklas juga jimatnya dibkar.
Setelah itu baru ruqyah dilanjutkn. Reaksi masih sama sperti tadi, tapi kali ini disertai sperti air mata kluar dri mata, wajah panas. Karna jin terkesan sombong saya mmbacakan ayat qursi berulang2 dgn niat membakar jin yg ada ditubuhnya.
Alhamdulillah semuanya hilang dan Abdul merasa lebih baik. Badan terasa ringan.
"Klau mau meruqyah nanti kasih tau saya y, sy mau ikut" ujarnya.
Alhamdulillah nampaknya Abdul mulai yakin dan ingin blajar ruqyah
0 Response to "Jimat putih dan hitam dari ibu dan ayah"
Post a Comment