WAFATNYA SANG JAWARA
" WAFATNYA SANG JAWARA
Bismillahirrahmanirrahim.
Cerita ini mrpkn lanjutan dari proses Ruyah sang Jawara lumpuh selama 11 tahun.
Sebelum memulai proses Ruqyah yg kedua, adik si pasien bertutur tentang sesuatu yg sebelumnya tak diceritan. Itu terkait dg peristiwa menghebohkan selama pengobatan kakaknya.
" Terus terang Tad, orang2 sini tak ada yg berani utk mengobati kakaku." jelasnya.
" Memang kenapa?" Tanya ku penasaran. Pertanyaanku tak dijawab adik si pasien, tp kakaknya langsung yg menjelaskan.
" Begini tad, sebetulnya dulu ketika aku msh tinggal dirumahku, banyak kejadian yg menakutkan orang. Terutama bagi org yg ingin mengobatiku. Ahirnya, jangankan org mau mengobatiku, yg nengok aja gak ada yg berani!" begitu jelasnya sedih.
" Memang ada kejadian semacam apa?" tanyaku makin penasaran.
" Ada dua orang yg meninggal setelah mengobatiku. Selain itu, ada pengobat yg aku lempar dg gelas, dan ada juga yg aku cekek, padahal aku dlm keadaan lumpuh. Dan itu terjadi scr tiba2 diluar kesadaranku!"
Dg penjelasan tsb aku jadi teringat dg pasien di daerah Pagaden yg memiliki penyakit lumpuh yg sama2 aneh. Mnrt keterangan keluarga Pasien, sang pengobat tak berani melanjutkan pengobatannya, krn dari matanya keluar darah. Mengingat pengalaman tsb, aku jadi tak takut, dan yakin dg dzikir2 perlindungan yg syar'i.
Lalu aku bertanya tentang ilmu2 berat lainnya yg mungkin ada yg belum diceritakan. Mnrt penjelasannya, tak terhitung. Tapi ada dua ilmu yg ujiannya paling berat yakni; minum racun tikus dan menghancurkan cabe merah dg tangannya hingga spt sambel. Dan ia lulus. Tapi katanya, tangannya benar2 bengkak dan teramat sakit sejali.
Setelah kami merasa cukup bercerita, lalu aku nasihatkan kpd pasien, spy tobatnya itu bkn krn ingin sembuh, tapi krn Allah. Dan kujelaskan, bahwa aku dan dia sbg pasien, hanya wajib utk ihtiar dan tak wajib utk menyembuhkan, krn kesembuhan itu hanya ada disisi Allah Ta'ala. Tiba2 ia menangis tersedu. Lalu setelah beban batinnya berkurang nangisnya pun berhenti. Stlh itu, ia ku bimbing utk membacakan do'a2 perlindungan. Kemudian, akupun membacakan ayat2 ruqyah hingga berjam jam.
Ada suatu gerakan dari kaki dan tangan kanannya. Kaki lumpuhnya kulihat mengangkat pelan. Dan tiba2, diperut bawahnya ada gerakan kencang sekali. Ia pun sedikit kesakitan. Lalu aku tempel dg tangan dan putar kekiri sambil membacakan pembatal sihir ; " Palamma alqao qola Muusa maa ji-tum bihi sihru. Innallaha sayubtiluhu. Innallah laa yuslihu amalal mufsidin." dan aku ulang2ngi bacaan tsb hingga tiba2 iapun muntah.
Setelah muntah, gerakan aneh diperut lenyap. Tapi aku teruskan bacaan2 pengusir, tapi gak ada reaksi. Tapi mnrtku, proses ruqyah blm selesai, mengingat ia telah banyak sekali mendalami ilmu2 kesaktian. Tapi krn waktu yg tak mendukung, proses ruqyahpun terpaksa dihentikan.
Mnrt si pasien, saat ruqyah dilakukan, ada semacam perlawan yg menekan kaki, tangan dan perutnya. Bahkan mnrtnya, stlh ruqyah yg pertama, ada semacam tekanan sesuatu yg ingin keluar, tp terhenti dileher. Selain itu, ia selalu didatangi dua anjing hitam yg berwajah manusia. Wallahu'alam.
8 hari kemudian, bertepatan dg malam lebaran, pd saat di mesjid2 berkumandang takbiran, adik nya kirim sms, bahwa kakaknya parah. Ia selalu bicara tak nyambung. Lalu aku nasihatkan spy trs didengarkan bacaan ruqyah mandiri ditelinga kanannya, sambil usap dan tarik kaki dan tangan kirinya stelah dibacakan pembatal sihir.
Esok harinya ada kabar dari adiknya, bhw kakaknya telah sembuh berbarengan dg lenyapnya nyawa. Innalillahi wainna ilahi raaji'un. Ia meninggal dg membacakan syahadat kata adiknya.
Sungguh aku tercekat mendengarnya. Krn biasanya, orang yg meninggal krn ilmu kesaktian, sll sulit utk membacakan syahadat. Dan semoga, bahwa hal itu mrpkn ciri dari adanya ampunan dari Allah Ta'ala. Semoga bisa menjadi pelajaran yg berharga bagi kita semuanya, aamiin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Bismillahirrahmanirrahim.
Cerita ini mrpkn lanjutan dari proses Ruyah sang Jawara lumpuh selama 11 tahun.
Sebelum memulai proses Ruqyah yg kedua, adik si pasien bertutur tentang sesuatu yg sebelumnya tak diceritan. Itu terkait dg peristiwa menghebohkan selama pengobatan kakaknya.
" Terus terang Tad, orang2 sini tak ada yg berani utk mengobati kakaku." jelasnya.
" Memang kenapa?" Tanya ku penasaran. Pertanyaanku tak dijawab adik si pasien, tp kakaknya langsung yg menjelaskan.
" Begini tad, sebetulnya dulu ketika aku msh tinggal dirumahku, banyak kejadian yg menakutkan orang. Terutama bagi org yg ingin mengobatiku. Ahirnya, jangankan org mau mengobatiku, yg nengok aja gak ada yg berani!" begitu jelasnya sedih.
" Memang ada kejadian semacam apa?" tanyaku makin penasaran.
" Ada dua orang yg meninggal setelah mengobatiku. Selain itu, ada pengobat yg aku lempar dg gelas, dan ada juga yg aku cekek, padahal aku dlm keadaan lumpuh. Dan itu terjadi scr tiba2 diluar kesadaranku!"
Dg penjelasan tsb aku jadi teringat dg pasien di daerah Pagaden yg memiliki penyakit lumpuh yg sama2 aneh. Mnrt keterangan keluarga Pasien, sang pengobat tak berani melanjutkan pengobatannya, krn dari matanya keluar darah. Mengingat pengalaman tsb, aku jadi tak takut, dan yakin dg dzikir2 perlindungan yg syar'i.
Lalu aku bertanya tentang ilmu2 berat lainnya yg mungkin ada yg belum diceritakan. Mnrt penjelasannya, tak terhitung. Tapi ada dua ilmu yg ujiannya paling berat yakni; minum racun tikus dan menghancurkan cabe merah dg tangannya hingga spt sambel. Dan ia lulus. Tapi katanya, tangannya benar2 bengkak dan teramat sakit sejali.
Setelah kami merasa cukup bercerita, lalu aku nasihatkan kpd pasien, spy tobatnya itu bkn krn ingin sembuh, tapi krn Allah. Dan kujelaskan, bahwa aku dan dia sbg pasien, hanya wajib utk ihtiar dan tak wajib utk menyembuhkan, krn kesembuhan itu hanya ada disisi Allah Ta'ala. Tiba2 ia menangis tersedu. Lalu setelah beban batinnya berkurang nangisnya pun berhenti. Stlh itu, ia ku bimbing utk membacakan do'a2 perlindungan. Kemudian, akupun membacakan ayat2 ruqyah hingga berjam jam.
Ada suatu gerakan dari kaki dan tangan kanannya. Kaki lumpuhnya kulihat mengangkat pelan. Dan tiba2, diperut bawahnya ada gerakan kencang sekali. Ia pun sedikit kesakitan. Lalu aku tempel dg tangan dan putar kekiri sambil membacakan pembatal sihir ; " Palamma alqao qola Muusa maa ji-tum bihi sihru. Innallaha sayubtiluhu. Innallah laa yuslihu amalal mufsidin." dan aku ulang2ngi bacaan tsb hingga tiba2 iapun muntah.
Setelah muntah, gerakan aneh diperut lenyap. Tapi aku teruskan bacaan2 pengusir, tapi gak ada reaksi. Tapi mnrtku, proses ruqyah blm selesai, mengingat ia telah banyak sekali mendalami ilmu2 kesaktian. Tapi krn waktu yg tak mendukung, proses ruqyahpun terpaksa dihentikan.
Mnrt si pasien, saat ruqyah dilakukan, ada semacam perlawan yg menekan kaki, tangan dan perutnya. Bahkan mnrtnya, stlh ruqyah yg pertama, ada semacam tekanan sesuatu yg ingin keluar, tp terhenti dileher. Selain itu, ia selalu didatangi dua anjing hitam yg berwajah manusia. Wallahu'alam.
8 hari kemudian, bertepatan dg malam lebaran, pd saat di mesjid2 berkumandang takbiran, adik nya kirim sms, bahwa kakaknya parah. Ia selalu bicara tak nyambung. Lalu aku nasihatkan spy trs didengarkan bacaan ruqyah mandiri ditelinga kanannya, sambil usap dan tarik kaki dan tangan kirinya stelah dibacakan pembatal sihir.
Esok harinya ada kabar dari adiknya, bhw kakaknya telah sembuh berbarengan dg lenyapnya nyawa. Innalillahi wainna ilahi raaji'un. Ia meninggal dg membacakan syahadat kata adiknya.
Sungguh aku tercekat mendengarnya. Krn biasanya, orang yg meninggal krn ilmu kesaktian, sll sulit utk membacakan syahadat. Dan semoga, bahwa hal itu mrpkn ciri dari adanya ampunan dari Allah Ta'ala. Semoga bisa menjadi pelajaran yg berharga bagi kita semuanya, aamiin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
0 Response to " WAFATNYA SANG JAWARA"
Post a Comment