Blog Orang IT

Terjemahkan

TERAPI JIWA ALA RESIYANTO

Bismillah saya langsung menuliskan teknik terapi jiwa saya aja biar cepat langsung dibaca oleh ustadz Perdana Akhmad Lakoni, jika ada yang menyimpang mohon ditegur ustadz.
Terapi jiwa yang saya lakukan diawali dengan diagnosa untuk mencari tahu :
Apakah pemikiran pasien kacau?
Apakah ada pemikiran jelek ?
Apakah ada penilaian jelek?
Apakah ada prasangka jelek?
Apakah ada sifat jelek ?
Apakah ada emosi terpendam ?
Apakah ada dendam ?
Apakah ada trauma ?
Apakah ada pengalaman buruk ?
Apakah pernah terjatuh ?
Apakah pernah mengalami kesedihan yang parah?
Apakah ada dosa kepada orang tua dsb
Apakah pernah zhalim kepada tetangga dsb.
Apakah pernah belajar ilmu ?
Apakah pernah kedukun (walau hanya mengantar)
Apakah pernah melakukan aktivitas klenik ?
Apakah pernah berobat kedukun ?
Dan dosa apa aja yang mungkin.
Setelah melakukan diagnosa dan didapat data yang sesuai pengakuan dia.
Lanjut dengan proses terapi jiwa, mengupas satu persatu poin yang ada.
Caranya :
Saya lakukan konfirmasi kepada pasien, bahasanya terserah kita. kalo bahasa saya, misalnya hendak melepas poin kesedihan yang mendalam.
"Ibu, kesedihan yang selama ini ibu simpan dan ibu rasakan boleh dilepaskan?"
Pasien harus menjawab dan menyetujui perkataan kita minimal dengan anggukan.
Selanjutnya minta pasien memejamkan mata, sambil beristighfar. Didalam hati pasien harus menyadari bahwa "dia telah salah karena menyimpan kesedihan yang mendalam, dia mohon ampun kepada Allah dan dia ikhlas melepas semua kesedihan yang disimpan.
Saat pasien melaksanakan perintah kita tersebut. Kini giliran kita berdoa "Mohon kekuasaan Allah pada diri hambanya mengangkat semua kesedihan, sosok yang menyuruhnya sedih serta sosok-sosok lain yang tertarik akibat dari kesedihan itu".
Setelah berdoa saya menggerak-gerakkan tangan saya (seolah-olah mengikis) dengan niat seluruh makhluk itu terangkat dan lepas.
(Menggerakkan tangan nya boleh bagian depan tubuh pasien atau bagian belakang, kalo saya senangnya dibagian depan tubuh pasien, bentuk gerakannya mengusap tapi diberi jarak dari tubuh pasien, sehingga tangan kita tidak menyentuh langsung)
Ingat jangan fokus pada gerakan nya, fokus pada niat dan harapan kita.
Saat seperti itu kita boleh membaca ayat apapun, kadang saya hanya berzikir dengan kalimat "Allahu Akbar". Bahkan kadang saya diam tidak membaca apa-apa dengan tetap berfokus kepada Allah.
Gerakan tangan tidak menyentuh tubuh pasien, agar tidak mengganggu kekhusyu-an pasien dalam mengaktifkan kesadarannya.
Setelah hati kita nyaman, baru perintahkan pasien membuka mata. Dan lanjutkan dengan poin yang lain.
Teknik ini saya lakukan setelah ruqyah umum dan teknik yang umum digunakan peruqyah lain.
Contoh Beberapa kasus yang saya tangani dengan teknik terapi jiwa :
1. Saya kedatangan seorang teman, yang mengeluhkan sering demam, sariawan, dan mengigil. Menggigil hampir setiap minggu. Setelah saya diagnosa tidak ada gangguan jin. Namun ternyata dia ada dendam terhadap istrinya yang selingkuh dengan lelaki lain, serta dendam dengan keluarga istri yang membela istrinya dihadapan dia. Pasien tersebut saya terapi jiwa untuk melepaskan dendam dan amarahnya. Alhamdulillah setelah dia pulang kekampung halaman nya tak lama saya dapat sms berisi berita bahwa semua sakit yang biasa dialaminya sudah sirna. Alhamdulillah.
2. Kasus selanjutnya pasien dengan keluhan menggigil setiap terkena air di pagi hari. Saat diagnosa juga tidak ada ciri-ciri gangguan jin. Hasil diagnosa menunjukkan bahwa pasien ada menyimpan perasaan marah yang terpendam lama. Padanya juga saya lakukan terapi jiwa untuk melepas "marahnya" dan Alhamdulillah kalo pagi sudah tak menggigil lagi.
3. Kasus selanjutnya pasien dengan keluhan sesak nafas dan rematik. Saat didiagnosa ternyata tak ada gangguan jin, namun pasien menyimpan sedih yang mendalam tentang cucu nya yang nakal, ini menyebabkan sakit sesak nafas yang kata dokter ada syaraf terjepit di bahu nya. Beliau juga pernah mengalami kecelakaan parah (mobil terbalik beberapa kali, sehingga kaki nya patah) kejadian ini menyebabkan rasa cemas terekam disetiap sel syarafnya.
Saya lakukan terapi jiwa untuk melepaskan kesedihan, Alhamdulillah sesak nafasnya kontan hilang.
Selanjut nya saya lakukan terapi jiwa untuk melepas kecemasan yang menempel pada syarafnya. Alhamdulillah langsung bisa berjalan normal.
4. Pasien sihir, saya lakukan ruqyah standar seperti biasa dan pasien muntah-muntah. Ruqyah sudah saya lakukan sebanyak dua kali. Ketiga kalinya secara scaning sudah tak ada gangguan jin. Namun pada pertemuan ketiga pasien baru mengakui beberapa hal berikut :
a. pernah belajar zikir over dosis
b. pernah memakai wifiq
c. pernah berobat ke dukun
d. pernah menjadi media saat pengobatan oleh dukun.
Keempat poin itu ada pada dirinya meski saat diruqyah sudah tidak ada reaksi sekecil apapun. Jadi saya lalukan teknik terapi jiwa untuk melepas keempat poin tersebut.
Uniknya setiap selesai saya pandu untuk melepaskan poin per poin. Pasien saya langsung muntah dan saya lanjutkan dengan ruqyah standar luar biasa reaksi muntahnya. Kemudian setelah selesai muntah dan tak ada reaksi lagi saat di ruqyah.
Saya lanjutkan poin kedua, pasien muntah lagi dengan keras, saya lakukan lagi ruqyah standar pasien pun luar biasa muntahnya.
Begitu selanjutnya setiap poin yang dilepaskan.
Terapi jiwa juga saya lakukan untuk mengangkat hijab yang melindungi bangsa jin dari efek ruqyah. Karena menurut pengalaman saya hijab yang melindungi bangsa jin dari efek ruqyah terdiri dari dua jenis yaitu bawaan jin dan dari manusiannya. Hijab yang berasal dari manusia ini biasa bentuknya dosa yang tak disadari. Nah terapi jiwa berfungsi mengangkat hijab yang berasal dari manusianya.
Terapi jiwa juga dapat melepas buhul gangguan jin, buhul sihir serta jin yg sulit dilepaskan.
Berdasarkan pengakuan pasien, setiap poin yang dilepaskan terasa lepasnya oleh mereka.
Terapi jiwa ini juga saya lakukan kepada orang yang bermasalah pikiran dan mindsetnya seperti mindset tidak percaya suami dan sebagainya.
Catatan :
Kasus diatas sebagai contoh penggunaan terapi jiwa, untuk saat ini hampir semua pasien saya sempatkan untuk terapi jiwa setelah ruqyah standar.
======================================
Sedikit tambahan berdasarkan pertanyaan dari saudara kita :
Terapi jiwa ini beda dengan muhasabah, dalam terapi jiwa ini harus dilakukan per satu orang karena setiap orang punya sebab gangguan beda dari yang lainnya. Dan kalo muhasabah pasien mendengar kita yang memberi renungan, namun disini dia sendiri yang mengaktifkan kesadarannya.
Dalam terapi jiwa ini pasien intinya mengakui bahwa dalam tubuhnya ada poin yang dimaksud. Jadi urutannya adalah :
Mengakui
Mohon ampun kepada Allah
Ikhlas lepas
Ketiga poin itu ada tujuannya yang harus dipahami penerapi.
Dia mengakui, agar poin yang dimaksud ketangkap oleh kita
Dia minta ampun, agar ikatan antara dia dan poin nya lemah
Dia ikhlas agar poin yang ingin dihilangkan terlepas.
Makanya harus ada diagnosa kemudian lepas satu persatu. Saat pasien melakukan tiga hal tersebut kita berdoa nya pelan aja jangan sampai kekhusyu-an dia terganggu.
Ini beda dengan muhasabah akhi. Makanya ini juga bisa digunakan untuk terapi pelepasan sifat emosi secara permanen, bukan seperti muhasabah yg menyadari kesalahan namun sifat nya masih ada.
terapi ini juga saya pakai untuk terapi pikiran dan hati.
Terapi ini juga saya pakai untuk cewek yang susah move on karena ditinggal pacar. Rasa cinta nya kontan hilang kalo sudah diterapi dan mereka yang diterapi merasakan makhluk yang menyebabkan dia cinta kepada lelaki itu lepas seperti terangkat keluar badan. Setelah lepas cinta, rindu dan sebagainya kontan hilang akhi
======================================
Wallahu a'lam bish showab
Semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum wr wb
Pontianak, 1-10-2015
Resiyanto, S. Pd

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TERAPI JIWA ALA RESIYANTO"

Post a Comment